JANGAN BUAT SAKIT ORANG BILA TIDAK INGIN DI SAKITI ORANG"

WASPADA ANCAMAN TEROR

Hari ini 6 Jumadil Akhir 1437 atau 15 Maret 2016 adalah batas akhir perkiraan serangan teror di Indonesia menurut informasi yang dimiliki Blog I-I sebagaimana telah disampaikan pada artikel Awas Ancaman Teror. Berkat kerja keras dan profesionalisme Polisi, BIN, dan TNI sebagian besar potensi serangan teror selama Februari hingga pertengahan Maret 2016 dapat dilumpuhkan dengan baik. Keberhasilan ini tentunya tidak menjadi berita media massa mainstream yang dapat menarik perhatian publik karena nilai jurnalistiknya rendah. Keberhasilan Polisi, BIN, dan TNI dalam melemahkan dan menghancurkan jaringan teror di Indonesia dapat dikatakan cukup baik, namun belum sepenuhnya menjamin hilangnya ancaman teror. Terlalu dini apabila aparat Polisi, BIN, dan TNI berpuas diri. 

Setelah kritik keras Blog I-I seperti dalam artikel Bisnis Terorisme dan apresiasi jaringan Blog I-I kepada aparat keamanan Indonesia dalam artikel Selamat Kepada Apkam, hari ini Polisi, BIN, dan TNI kembali memperlihatkan sukses kecil dalam operasi penumpasan gerombolan Santoso dengan kode Tinombala yang berhasil melumpuhkan/menewaskan 2 tersangka teroris anggota gerombolan Santoso a.k.a Abu Wardah (Mujahidin Indonesia Timur-MIT), seorang diantaranya diduga warga negara asing. Untuk detail nama dan lain-lain, mohon sahabat Blog I-I menunggu keterangan resmi Pemerintah. Sebagaimana disampaikan dalam analisa-analisa Blog I-I sebelumnya, penumpasan gerombolan Santoso memiliki arti strategis yang akan melemahkan kelompok teroris di Indonesia. Penumpasan disini tidak identik dengan pembunuhan, melainkan berbagai upaya dari persuasif agar mereka menyerah hingga jalan terakhir dengan penegakkan hukum dan ketertiban kepada mereka yang melawan dengan senjata. Siapapun yang melakukan aksi bersenjata yang membahayakan masyarakat Indonesia telah melanggar hukum dan aksi saling tembak adalah situasi lapangan yang sulit terhindarkan manakala kelompok bersenjata tidak mau insyaf dan menyerahkan diri.

Kematian dua orang anggota gerombolan Santoso telah mengurangi kekuatan MIT, dan sisa-sisa yang melarikan diri diperkirakan masih mencapai antara 20-30 orang.
Keberhasilan demi keberhasilan Polisi, BIN, dan TNI bukan tanpa reaksi yang dapat diremehkan. Sebagian elemen aliran radikal yang tidak mengerti duduk perkara terorisme telah disusupi oleh agen-agen yang mencoba mempengaruhi opini publik Indonesia dengan kegiatan-kegiatan propaganda dalam bentuk diskusi, aksi protes, penyebaran selebaran, hasutan, sosial media yang intinya menyoroti kebijakan anti terorisme Pemerintah yang dimotori oleh Polisi, BIN, dan TNI. Lebih khusus lagi bidikan aksi-aksi tersebut diarahkan kepada Polisi khususnya Densus 88. Propaganda tuntutan pembubaran Densus 88 bukanlah aksi spontan keprihatinan tanpa skenario, karena merupakan strategi melemahkan kebijakan anti terorisme Indonesia. Penggeraknya sudah cukup jelas yakni komunitas Islam Garis Keras yang menyusup ke dalam kelompok Himpunan Mahasiswa Islam, Lembaga Dakwah Kampus, khususnya yang berpusat di Solo. Meskipun kelompok ini dapat dikatakan sebagai versi intelektual dari para jihadis, mereka memiliki posisi penting dalam menciptakan opini publik yang bertujuan melemahkan Polisi, BIN, dan TNI dalam kegiatan anti terorisme. Dengan mengatasnamakan Islam, seolah-olah Pemerintah Indonesia melalui Polisi, BIN, dan TNI melakukan pelanggaran HAM terhadap umat Muslim. Detail informasi ini juga tentunya sudah diketahui Polisi, BIN, dan TNI. 

Reaksi yang lebih membahayakan adalah aksi balas dendam berupa serangan teror dengan kekerasan berupa bom atau serangan senjata. Meskipun kekuatan kelompok teroris di Indonesia semakin lemah, namun posisi yang semakin terpojok dapat mendorong terjadinya aksi nekat, terlebih dalam beberapa minggu terakhir ini terdeteksi adanya peningkatan upaya-upaya mewujudkan aksi teror tersebut. Merujuk kepada informasi dalam artikel ini,  Blog I-I menghimbau Pemerintah dalam hal ini Polisi, BIN, dan TNI untuk melanjutkan operasi-operasi anti terorisme dalam skala ancaman yang tinggi. Pemerintah tidak boleh lengah dan terlena dengan keberhasilan-keberhasilan yang belakangan ini dicapai dengan cukup baik. Sebaliknya kewaspadaan harus semakin tinggi, karena tingkat ketegangan justru agak meningkat di kalangan teroris. 

Selain operasi-operasi penumpasan kelompok teroris yang tidak mau insyaf, Pemerintah harus melakukan engagement atau pendekatan persuasif kepada para intelektual jihadis yang aktif di dunia propaganda. Meskipun sebagian media sosial mereka sudah dilumpuhkan, namun hal itu tidak mengurangi aktifitas dakwah kekerasan mereka. Sebagian memelihara komunikasi rahasia dalam group, sebagian lebih memilih pertemuan dengan cover pengajian, dan sebagian terang-terangan aktif dalam menuntut pembubaran Densus 88. 

Berdasarkan pada pemantauan situasi, kondisi dan kecenderungan dalam kelompok teroris, mohon kiranya kewaspadaan terhadap kemungkinan serangan teror tetap dijaga. 

 

Skenario Penghancuran Islam: Bukan Teori Konspiras

Jakarta... kepada analisa dari data-data yang dikumpulkan jaringan Blog I-I sejak isu terorisme "Islam" mengemuka yang ditandai dengan peristiwa 9/11 tahun 2001. Untuk dapat dipahami oleh seluruh bangsa Indonesia khususnya Umat Islam, artikel ini sengaja dikemas tidak dalam bahasa yang berat dengan terminologi ataupun teori-teori sosial. Demikian juga dengan data-data pendukung sengaja menghindari detil informasi maupun referensi khususnya informasi rahasia. Sehingga sahabat Blog I-I yang membaca artikel ini, mohon lebih teliti dan silahkan melakukan riset sebagai cross check, sekiranya analisa Blog I-I kurang tepat.

Dunia sosial politik patut diakui sebagai dunia yang penuh tipu daya. Terlepas apakah tujuan-tujuan politik tersebut ideal, mulia, pragmatis, kepentingan, atau jahat sekalipun, demikianlah adanya dunia sejak manusia berhubungan berkumpul bersosialisasi berorganisasi dan bernegara. Tipu daya disini merupakan suatu siasat atau dalam bahasa yang lebih positif disebut strategi. Untuk memahami suatu strategi, hal yang paling penting untuk segera dilihat adalah tujuan akhirnya. 

Apabila kita melihat ke Timur Tengah, Asia Tengah, Asia Selatan, Afrika, dan Asia Tenggara dalam konteks terorisme kita akan menemukan sejumlah gerakan atau organisasi yang memperoleh label teroris. Kita akan menemukan puluhan organisasi yang sering disebut-sebut baik oleh Media Massa maupun oleh Negara sebagai organisasi teroris. Dahulu Al Qaeda (AQ) dianggap sebagai pusat dan menjadi inspirasi bagi sebagian besar kelompok teroris internasional dan tercipta sejumlah kelompok afiliasi di berbagai negara termasuk di Indonesia. Paska kematian pemimpin AQ, Osama bin Laden, pengaruh AQ meredup dan tiba-tiba kelompok yang menamakan dirinya Islamic State (IS) di wilayah Irak dan Suriah mengemuka dan menjadi inspirasi bagi berbagai kelompok di dunia termasuk di Indonesia. Mengapa AQ dan IS begitu berpengaruh kepada pergerakan di dunia Islam yang bersemangat dalam menegakkan negara Islam? Selain pengaruh propaganda dan jaringan internasional, terjadi kesama ide, ideologi, dan metode mencapai tujuan. Sebagaimana hukum alam, yang kuat dapat mempengaruhi yang lemah. Dengan melihat kekuatan AQ dan IS, kelompok-kelompok Islam garis keras yang lemah di berbagai negara seperti mendapatkan energi baru dan panutan dalam berjuang. 

Setelah memahami kuatnya daya tarik dan pengaruh dari AQ dan IS, tentunya kita perlu memahami konteks mengapa kedua organisasi tersebut dapat lahir dan tumbuh berkembang dalam skala melewati batas negara. Dari sisi ideologi baik AQ maupun IS membawa nama Islam Sunni yang dalam perjalanannya berupaya mempengaruhi dunia Islam Sunni agar mendukung atau berbaiat kepada mereka. Untuk dapat mempengaruhi dunia Islam Sunni, kita dapat memperhatikan bahwa apa-apa yang disampaikan oleh pimpinan AQ dan IS mencakup isu-isu yang cukup luas dari ketidakadilan terhadap umat Islam, kewajiban menegakkan agama Allah SWT, perjuangan jihad, amaliyah lainnya, hingga sikap bermusuhan terhadap orang-orang kafir. Artinya bukan eksklusif tentang bagaimana mati dalam perang suci, Syahid. Pesan yang disampaikan AQ dan IS cukup komprehensif dan membawa nama dan simbol-simbol Islam.

Setelah memahami daya tarik AQ dan IS tersebut, hal selanjutnya yang perlu kita perdalam adalah kepada konteks perjuangan AQ dan IS, apakah sungguh-sungguh demi kemuliaan Islam dan penegakkan Syariah Islam, ataukah kekuasaan politik yang dibatasi oleh wilayah perjuangan. 

Pertama mari kita perhatikan AQ. Meskipun pengaruh AQ setidaknya terdeteksi di sekitar 16 negara di dunia, namun pusatnya berada di Afghanistan-Pakistan yang para pengamat ahli menyebutnya sebagai AQ Core atau AQ Central. Dari pusat AQ tersebutlah sejumlah fatwa dan organisasi serangan teror dikabarkan bersumber, termasuk serangan bom Bali 2002. Konteks perjuangan AQ pada awalnya bukan perjuangan global membela dunia Islam, melainkan berawal dari Sudan (1991-1998) pembentukan jaringan awal Timur Tengah-Afrika Utara dengan target Anti Barat/Amerika. Pada tahun 2001, cikal bakal AQ pimpinan Osama bin Laden bergeser ke Afghanistan dan bergabung dengan perjuangan kelompok Taliban yang memberikan perlindungan. Taliban merupakan kelompok gerakan politik yang besar di Afghanistan dan pernah berkuasa pada tahun 1996-2001 di Afghanistan. Namun kemudian kalah karena serangan AS dan Inggris dan kemudian berubah menjadi kelompok gerilya melawan pemerintah Afghanistan bentukan AS dan Inggris. Konteks perjuangan AQ Core yang bersinergi dengan Taliban dapat dikatakan berada dalam konteks perjuangan menegakkan pemerintahan Taliban yang mengusung Syariat Islam yang sangat ketat. Namun karena AQ Core sejak awal memiliki jaringan internasional, maka tekanan kepada AS dan sekutunya dapat dilakukan di luar wilayah Afghanistan dalam bentuk aksi-aksi serangan teror. Posisi AQ juga bergeser-geser di wilayah Afghanistan dan Pakistan. 

Sekarang kita perhatikan IS yang saat ini disebut-sebut mampu menarik jihadis dari berbagai negara yang mencapai jumlah lebih dari 20000 orang. Pada dasarnya IS merupakan kelanjutan dari AQ di Irak yang banyak dimotori oleh mantan intelijen dan pasukan Irak pro Saddam Hussein yang merupakan kelompok Sunni. Irak paska Saddam Hussein dimulai pada tahun 2003 setelah AS dan sekutunya menggulingkan Pemerintahan Partai Ba'ath pimpinan Saddam Hussein dengan serangan militer. Negara Irak saat ini adalah berdasarkan konstitusi 2005 yang merupakan pengalihan kekuasaan dari pendudukan AS kepada bangsa Irak. Terjadi perpecahan dalam masyarakat Irak dimana sekitar 1/5 penduduk Irak menolak konstitusi, dan diperkirakan khususnya di wilayah dimana saat ini IS berkuasa mayoritas adalah masyarakat Islam Sunni yang menolak konstitusi tersebut, sehingga dapat menjadi dukungan publik kepada IS. Tidaklah mengherankan apabila IS dapat secara efektif berfungsi sebagai "negara", karena selain strukturnya dipegang oleh mereka yang pernah berpengalaman dalam ketatanegaraan, setidaknya ada dukungan dari sebagian populasi di Irak. Perang saudara yang terjadi di Suriah yang memecah belah bangsa Suriah ke dalam kelompok pro dan anti Pemerintah Rejim Assad juga memperluas pengaruh IS karena adanya kesamaan kepentingan yang dipersatukan dengan sikap anti Syiah. Konteks perjuangan IS adalah lokal, namun karena kekuataan nyata berupa pasukan, penduduk, finansial, dan sumber daya lainnya tampak menjanjikan sebagai model negara Islam. Hal inilah yang kemudian diperbesar dalam propaganda internasional melalui berbagai media untuk menarik perhatian umat Islam di seluruh dunia. Dengan menjanjikan sebuah kehidupan yang murni Islami dibawah hukum Islam, umat Islam di berbagai negara yang kurang paham tujuan dari IS merasa dan menganggap IS sebagai perwujudan tercapainya perjuangan mendirikan negara Islam yang benar.

Setelah memahami AQ dan IS secara singkat tersebut, perhatikan dimana letak permainan tipu daya politik yang menyesatkan dan dimana hal itu bergulir di luar kontrol. Menguatnya jihad bangsa Afghanistan pada era 1980-an lahir dari perlawanan melawan komunisme dan pendudukan Uni Soviet, pada masa itu AS berada di belakang perjuangan bangsa Afghanistan melawan Pendudukan Komunis Uni Soviet. Hal itu berbalik ketika AS menyerang Afghanistan paska peristiwa 9/11 yang dituduhkan kepada AQ Core yang berada di Afghanistan. Sebelumnya AS mendesak kepada Pemerintahan Taliban untuk menyerahkan Osama bin Laden, namun ditolak dan akhirnya pada 7 Oktober 2001 AS bersama Inggris menyerang Afghanistan menggulingkan Pemerintahan Taliban dan membentuk Pemerintahan Boneka pimpinan Hamid Karzai. Belakangan sekutu (NATO) juga mendukung pendudukan AS di Afghanistan. Alasan yang sering kita dengar selain untuk menghancurkan AQ dan menggulingkan Taliban adalah apa yang disebut sebagai the War on Terror.  

Hal yang agak berbeda terjadi di Irak, dimana penggulingan Saddam Hussein melalui perang dan upaya pembentukan pemerintahan demokratis Irak menjadi salah satu penyebab lahirnya apa yang kita kenal sebagai IS saat ini. Hal itu merupakan sebuah fenomena politik yang biasa dalam situasi konflik, paska konflik, dan konflik berkelanjutan, dimana tidak tercapainya konsensus nasional dalam referendum bangsa Irak menyebabkan perpecahan yang dalam kasus Irak adalah perang saudara. Faksi-faksi politik yang terpolarisasi dalam suku/etnis dan aliran khususnya Sunni-Syiah menyebabkan sulitnya tercapai kesepakatan dalam pembentukan negara Irak yang demokratis. Bentuk Federalisme termasuk penghargaan atas perbedaan etnis, penggunaan bahasa, dan keadilan sepintas tampak ideal, namun perebutan kekuasaan politik adalah sama dimanapun, ketika koridornya rusak atau tidak tersedia, maka pilihannya adalah dengan kekuatan bersenjata. Pilihan kekuatan senjata juga ditempuh oleh Suku Kurdi dukungan AS dan Faksi Syiah dukungan Iran. Hal itu, menyebabkan kegamangan negara-negara Arab pada awal-awal menyikapi IS. Alasannya sederhana yakni IS dapat menjadi penyangga atau pembatas meluasnya pengaruh Iran di Timur Tengah.

Situasi serupa dengan Irak terjadi di Libya dengan penggulingan rezim Muammar Gaddafi oleh AS dan sekutu yang belakangan juga meninggalkan Libya menjadi negara yang porak poranda dalam perang saudara konflik etnis dan konflik aliran Islam, termasuk dengan masuknya pengaruh faham Islamic State yang melihat Libya lokasi yang tepat untuk revolusi negara Islam.

Sementara itu situasi di Yaman dalam perang saudaranya juga tidak terlepas dengan intervensi kekuatan militer melalui operasi perang modern menggunakan drone oleh AS atas nama perang melawan teror. Fakta bahwa di Yaman terdapat kelompok Sunni dan Syiah yang pada masa lalu hidup damai berdampingan, sekarang kita melihat mereka berperang menumpahkan darah dan salah satu pusat persaingan geopolitik Arab Saudi dan Iran. Tentunya semua itu juga diwarnai intervensi AS dan sekutunya.

Pada level yang lebih kecil konflik-konflik yang diwarnai seruan jihad perang juga terjadi di Sinai-Mesir (Ansar Bait al-Maqdis), Pakistan, Dagestan, Tunisia, Afrika Barat (Nigeria, Chad, Niger), Asia Tenggara khususnya Filipina dan Indonesia.
Persitiwa-peristiwa tersebut adalah fakta-fakta sejarah yang terjadi sebagi akibat dari kalkulasi strategi dan geopolitik kawasan dengan pemain-pemain besar sebagai berikut:
  • Dalam konflik/perang Afghanistan: Barat (AS dan sekutu) vs Uni Soviet (Russia) dengan proxy Pemerintahan Komunis Partai Demokrasi Rakyat Afghanistan - Mujahidin - Taliban - Negara Islam Transisi Afghanistan - Republik Islam Afghanistan.
  • Dalam konflik/perang Irak: Barat (AS dan sekutu) vs Pemerintah Irak Partai Ba'ath. Dalam proses pembentukan Negara Irak yang demokratis bentukan AS, berkembang perlawanan yang mewujud dalam lahirnya faksi-faksi bersenjata kelompok jihad seperti AQ di Irak, ISIS (Sunni) dan Mahdi Army dll (Syiah). Hal itu kemudian diperburuk oleh perang saudara di Suriah, maka elemen jihad Suriah yang juga diwarnai konflik sektarian Sunni-Syiah sehingga batasan wilayah IS menjadi mencakup sebagian wilayah Suriah yang tidak lagi efektif dikuasai rejim Assad. Pada bagian lain, wilayah-wilayah yang secara efektif dikuasai oleh kelompok etnis seperti Kurdi juga membentuk kekuatan tersendiri yang juga didukung oleh AS sebagai langkah awal menuju pembentukan Negara Kurdi. Karena wilayah konflik berbatasan dengan sejumlah negara besar di kawasan, khususnya Turki maka Turki juga memiliki kepentingan yang sangat besar dalam mempengaruhi perkembangan situasi dalam rangka melindungi kepentingan negara dan rakyat Turki. Sementara sikap Arab Saudi dan kebanyakan negara Islam di Timur Tengah tampak seperti ragu-ragu karena adanya "kesamaan" aliran Sunni, walaupun belakangan Arab Saudi menegaskan akan memerangi ISIS, masih belum tampak langkah nyata. Iran jelas berada di belakang sekitar 66% populasi Irak yang mendorong terciptanya penguasaan secara efektif Pemerintahan di Irak dibawah kendali kelompok Syiah yang jelas-jelas menjadi alasan penolakan demokrasi oleh sebagian kelompok Sunni di Irak.
Dari semua itu, mengapa masih ada Muslim Indonesia yang rela ikhlas terbang ke wilayah ISIS untuk bergabung dan berjuang bersama ISIS. Lebih aneh lagi mereka yang berbaiat kepada ISIS dan berbuat kerusakan di Indonesia dengan aksi-aksi teror yang jelas tidak akan mungkin dapat merubah Indonesia. Hal ini bukan saja sangat menarik untuk kita dalami sebagai bahan kajian umat Islam dalam menyikapi perkembangan di dunia Islam. 

Mengapa Blog I-I begitu berani mengatakan bahwa aksi-aksi teror mereka yang berafiliasi kepada AQ maupun IS tidak akan dapat merubah Indonesia? Hal ini jelas terbaca dalam strategi AQ maupun IS yang berupaya mendorong terjadinya konflik di berbagai belahan dunia Islam dalam rangka meningkatkan posisi tawar-menawar atau setidaknya memecah belah perhatian dunia. Namun yang kurang diperhatikan adalah respon dunia justru bersatu melawan terorisme internasional. Kurang kuatnya konsep perjuangan hampir pasti mematahkan setiap perjuangan dalam perwujudannya. Perjuangan penegakan Negara Islam di Indonesia mencapai level tertinggi pada era kejayaan Masyumi secara politik tahun 1945-1960, dan Darul Islam pada tahun 1949-1962. Kompromi Islam dan Demokrasi yang terbaik dicapai pada era reformasi dengan fenomena PKS, PKB, PAN (1998-sekarang) dan PPP (1973-sekarang) dan mungkin juga Partai Bulan Bintang masih patut disebut. Partai-partai Islam tersebut adalah representasi umat Islam Indonesia yang terbesar, sementara yang berada di luar Partai Politik masih ada sejumlah organisasi Islam yang menaungi umat Islam dan menyalurkan aspirasi dan kepentingan umat Islam. 

Kelompok-kelompok Islam Garis Keras jelas minoritas yang berada dalam utopia Negara Islam yang bahkan bentuk dan konstitusinya belum jelas. Barangkali Hizbut Tahrir pantas disebut sebagai kelompok yang memiliki model negara yang paling jelas dalam upaya mendirikan negara Islam, namun untuk bergerak di luar demokrasi dan berada dalam ruang gerakan semata tidak akan berkembang lebih jauh lagi dan pada akhirnya juga dapat menitipkan aspirasinya kepada Partai Politik Islam yang memiliki akses langsung kepada kebijakan dan langkah-langkah Pemerintah dan Parlemen. 

Tidak terasa malam sudah semakin larut, bersambung.....Insha Allah


Kamis, 17 Maret 2016

Mohon maaf bila latar belakang untuk memahami fenomea AQ, IS dan berbagai seruan berperang atas nama Islam dari kawasan konflik telah membuat bingung pembaca. Namun bersabarlah dan bacalah secara teliti dan hati-hati serta ikuti alur analisa berdasarkan pada fakta-fakta yang ada.

Untuk memahami konteks konflik yang diwarnai seruan/ajakan berjihad oleh AQ dan IS serta berbagai organisasi yang berafiliasi kita harus melihat akar konfliknya secara sungguh-sungguh. Berikut ini akar konfliknya:

AQ berdasarkan pada fakta sejarah pendiri dan tokoh utamanya dapat kita lihat bahwa inti perjuangannya adalah: 
  1. Anti Amerika Serikat dengan bukti sasaran serangan teror sejak awal berkumpulnya cikal bakal AQ di Sudan adalah untuk melawan hegemoni AS melalui serangan bersenjata atau bom.
  2. Fatwa-fatwa tentang jihad yang dikeluarkan oleh pimpinan AQ adalah melawan AS, khususnya dari Fatwa Osama bin Laden tahun 1996 yang bertajuk deklarasi perang melawan Penguasaan Dua Tanah Suci oleh AS. Bagi AQ, Kerajaan Arab Saudi pimpinan keluarga Bani Saud berada dibawah kendali AS.
  3. Kemudian Fatwa tahun 1998 yang bertema Jihad Front Dunia Islam melawan Yahudi dan Crusader (orang yang ikut dalam Perang Salib). Peradaban Yahudi-Kristen yang dimaksud disini tidak lain adalah AS. 
  4. Setelah dua fatwa utama tersebut, barulah terdapat sejumlah seruan yang mengatasnamakan Islam baik yang menyerukan untuk bergabung dengan AQ maupun yang menyerukan untuk menyerang musuh (pemerintahan Thagut dibawah pengaruh AS) di wilayah masing-masing.
ISIS berdasarkan pada fakta sejarah pendiri dan tokoh utamanya dapat kita lihat bahwa inti perjuangannya adalah: 
  1. Mendirikan negara Islam di wilayah Irak dan Suriah, menguasai dan memperluas teritori dan melaksanakan fungsi sebagai negara. Meskipun secara de facto saat ISIS telah berdiri dan mampu bertahan sebagai sebuah entitas sebagaimana negara, namun eksistensinya di dunia dan dalam hubungan internasional dapat dikatakan tidak diterima. 
  2. Kebijakan yang demonstratif dalam penegakan hukum Islam melalui pemenggalan kepala sebenarnya hal yang biasa sebagaimana hukuman serupa juga dilaksanakan di Arab Saudi. Namun ISIS melangkah lebih jauh dalam bentuk dokumentasi berupa film pendek tentang proses pemberian hukuman kepada mereka yang dianggap melanggar hukum Islam. Selain itu juga terjadi inovasi hukuman seperti pembakaran pilot pesawat tempur Yordania, hukuman dilempar dari gedung tinggi untuk pelaku homoseksual, dan lain sebagainya. Pesan utamanya adalah untuk memberikan rasa gentar kepada siapapun yang mencoba menginfiltrasi wilayah ISIS atau memusuhi ISIS. Dengan demikian inti dari kebijakan yang demonstratif tersebut adalah menyelamatkan rezim (regime survival) melalui penciptaan rasa takut kepada pihak-pihak yang anti ISIS. Fatwa-fatwa pengkafiran atau takfiri juga memiliki tujuan yang serupa dalam memberikan efek takut dengan konsekuensi hukuman yang berat.
  3. Karena eksistensi ISIS selalu berada dalam ancaman dari luar, maka strategi branding yang pernah dikembangkan oleh AQ juga dilakukan oleh ISIS dalam rangka memperluas pengaruh ISIS di dunia internasional. Sehingga tidaklah mengherankan apabila seruan-seruan yang pernah dikeluarkan oleh AQ juga dilakukan oleh ISIS, khususnya tentang jihad atau memerangi musuh yang dekat (di wilayah masing-masing).
  4. Sebagaimana AQ, ISIS juga menargetkan AS dan sekutunya seperti Inggris, Perancis dan negara-negara Eropa lainnya, sehingga dapat dikategorikan juga sebagai Anti Amerika Serikat. Dalam kaitan ini teori konspirasi yang menyatakan bahwa ISIS adalah buatan CIA dan Mossad adalah kebohongan untuk mengaburkan penilaian dunia internasional tentang kegagalan AS membawa proses transisi damai di Irak. ISIS adalah produk sampingan dari kegagalan exit strategy AS dari Irak.

Sekarang mari kita lihat bagaimana wajah Islam dalam dinamika dunia:
  1. Potensi konflik di dalam tubuh dunia Islam sudah tertanam sejak lama, baik atas dasar aliran Sunni - Syiah maupun atas dasar nafsu perebutan kekuasaan politik. Dendam warisan antar kelompok dalam Islam tersebut diwarnai oleh pengaruh suku dan etnis yang bersaing dalam mencapai dominasi atas kelompok lain. Musuh bersama yang dinamakan Yahudi, Kristen dan Kaum Kafir sejak lama memainkan peranan penting dalam persatuan Islam, khususnya di Timur Tengah. Namun seiring perkembangan zaman, musuh bersama Islam tersebut menjadi terlalu kuat untuk dihadapi secara bersenjata, sehingga terjadilah kesepakatan dalam penguasaan wilayah di jazirah Arab, dimana keluarga-keluarga yang paling berpengaruh di tanah Arab kemudian menjadi penguasa-penguasa negara Arab modern atas bantuan peradaban Yahudi-Kristen Barat dengan menghilangkan kekuasaan Khalifah Utsmaniyah di tanah Arab. Khalifah Utsmaniyah pun berakhir pada tahun 1924. 
  2. Model kepatuhan kepada pemimpin Islam yang dipraktekan dalam bentuk bai'at sebagaimana terjadi di AQ dan IS pada dasarnya mengikuti tradisi kepemimpinan di dunia Islam khususnya Timur Tengah yang hampir selalu diwarnai oleh persaingan antar kabilah/suku/etnis dan aliran. Sehingga tanpa adanya bai'at akan selalu khawatir terjadi pemberontakan atau perlawanan. Hal ini merujuk pada potensi konflik sebagaimana poin 1 dimana sangat sulit menciptakan perdamaian dalam semangat saling percaya antar kelompok di dunia Islam di Timur Tengah. Karena Timur Tengah adalah pusat Islam, maka pengaruh tersebut juga tersebar ke seluruh dunia termasuk yang kita rasakan di Indonesia.
  3. Barat, Yahudi, dan Kristen tidak terlalu khawatir dengan ancaman Islam secara politik karena peradaban dunia secara fisik saat ini berpusat di Barat dan mendominasi secara global termasuk di dunia Islam. Namun kemunduran spiritual Barat menjadi tidak terhindarkan karena perjalanan humanisme dan sains yang menyingkirkan agama (Yahudi/Kristen) dari pusat dinamika sosial telah membuat manusia lupa tentang hal yang ghaib (tidak saintifik). Kekosongan spiritual Barat kemudian diisi oleh spiritual kuno yang mewujud kembali dalam bentuk persekutuan persaudaraan rahasia yang melampaui spiritual Kristen dan Yahudi. Spiritual kuno warisan peradaban Mesir Kuno yang oleh banyak pihak dinamakan sebagai kelompok Mata Horus, Freemason, atau Illuminati bersaing dengan kelompok-kelompok spiritual lainnya termasuk yang belakangan seperti Scientology. Pada intinya persaudaraan rahasia modern tersebut adalah mengkombinasikan logika, kekuatan (ilmu pengetahuan, teknologi, uang, jaringan, politik, militer, dll) dengan visi-misi (khayalan, cita-cita, imajinasi, ghaib) dalam menciptakan masa depan dunia yang berada dalam genggaman kelompok tersebut. Berkat kelompok-kelompok persaudaraan rahasia tersebutlah Barat selamat dan dapat terus maju dalam perekonomian, kehidupan sosial - politik, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan lain-lain (duniawi), sementara agama Yahudi maupun Kristen masih berperan dalam memberikan arahan moral yang terkoreksi oleh humanisme.
  4. Apa yang sekarang terjadi dengan radikalisme dan terorisme dalam dunia Islam adalah keputusasaan dalam menghadapi dominasi peradaban Barat. Terjadi proses saling serang dan saling menyalahkan sesama penganut Islam dari aliran yang berbeda, lahir kesedihan, kekecewaan, kebencian, dan kemarahan ketika darah tumpah sehingga akal sudah tertutupi dan jalan yang terbuka seolah hanya kekerasan. Do'a-do'a menjadi hampa, Shalat menjadi otomatis kosong dalam ketidakmengertian mengapa dunia jauh dari nilai-nilai Islami. Akibatnya shalatnya mejadi tidak mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Lemah secara fisik dan spiritual, itulah wajah Islam saat ini. Terjadi penyangkalan terhadap realita dunia yang berjalan secara tidak Islami, bahkan pelecehan demi pelecehan lama kelamaan tidak lagi terasa.
Skenario yang saya maksud adalah skenario Iblis, Syaithan dan seluruh pengikutnya untuk menjerumuskan umat Islam ke dalam ilusi perjuangan yang ujungnya tidak jelas. AQ dan ISIS tidak dapat kita hakimi sebagai perwujudan kejahatan Iblis, melainkan merupakan sebuah fakta dan fenomena sosial politik yang muncul dari wilayah konflik dan kebencian kepada dominasi Barat di tanah Islam. Namun ketika anda berbaiat kepada pimpinan Al Qaeda, anda akan merasa menjadi bagian dari perjuangan Islam dalam versi Al Qaeda yang intinya adalah Anti Amerika Serikat. Ketika anda berbaiat kepada ISIS, anda akan merasa menjadi bagian dari perjuangan menegakkan Islam yang sesungguhnya bersifat lokal di Irak dan Suriah dalam konteks konflik politik, etnis, dan aliran. Baik AQ maupun ISIS merupakan cermin cita-cita yang tidak didukung oleh strategi yang matang dalam skala global dan tujuannya juga tidak mewakili kepentingan umat Islam dunia. Bahkan dampaknya justru semakin melemahkan dakwah Islam kepada umat manusia.

Semoga umat Islam Indonesia semakin sadar, cerdas, dan berhati-hati dalam melangkah memperjuangkan agama Islam.

 

“JK Ingin Saksikan Kehancuran Negara yang Dipimpin Jokowi, Sambil Duduk di Kursi Wapres”






Sindiran keras dilontarkan komedian stand up comedy, Sammy D. Putra terkait pernyataan Wapres Jusuf Kalla, jauh sebelum Pilpres 2014 digelar.

“JK bilang.. negara ini bisa hancur kalau dipimpin Jokowi. Mungkin dia ingin menyaksikan kehancuran itu.. sambil duduk di kursi wapres,” sindir Sammy di akun Twitter ‏@NOTASLIMBOY.

Netizen menanggapi kicauan @NOTASLIMBOY tersebut. Akun ‏@bintoroadhi menjawab: “@NOTASLIMBOY abis itu mengkudeta jokowi”.

Saat jelang Pilpres 2014, beredar rekaman video wawancara salah satu stasiun televisi dengan Jusuf Kalla (JK). Saat itu, JK dimintai pendapat bila Indonesia dipimpin seorang Joko Widodo alias Jokowi.

Dalam wawancara itu, terang-terangan JK mengatakan, Indonesia akan hancur bila dipimpin Jokowi. “Siapa bilang Jokowi tidak punya pengalaman. Dia kan gubernur DKI, pengalamannya lewat wali kota Solo. Tapi jangan tiba-tiba karena dia terkenal di Jakarta, tiba-tiba dicalonkan presiden, bisa hancur negeri ini, bisa masalah negeri, tapi kalau sukses di DKI, ya silakan,” kata JK di video yang berdurasi 3 menit 38 detik itu.

“Biarlah dulu dia fokus sebagai Gubernur DKI. Jangan tiba-tiba dicampur aduk, nanti negeri ini tidak punya nilai, nanti kacau negeri ini,” tambah JK.

Namun, setelah resmi menjadi cawapres Jokowi, JK berbalik arah. JK justru mengagung-agungkan kinerja Jokowi yang kemudian menjadi alasan dirinya mau dipasangkan dengan Jokowi di Pilpres 2014. “Sekarang Jokowi sudah punya pengalaman. Langkah-langkah yang dilakukannya saya lihat cukup baik dan cukup mempunyai kemampuan. Sekarang sudah 2 tahun dan punya pengalaman dan tentu berbeda,” jelas JK ketika itu.
 

Blusukan ke Sawah, Jokowi Temui Petani Sumedang



Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat kejutan. Sejumlah petani yang sedang membersihkan sawahnya sangat terkejut ketika bertemu Presiden di tengah sawah. Tak ada kata yang terucap, hanya tercengang dan kagum yang terpancar dari wajah para petani yang sedang menggarap sawah.

"Assalamualaikum, apa kabar?," kata presiden mengawali pertemuan di tengah sawah, pada Kamis (17/3).
"Waalaikumsalam, kabar baik, Pak Presiden," ujar salah seorang petani. Mereka sama sekali tidak menyangka akan disapa orang nomor satu di republik ini.

Menurut Tim Komunikasi Presiden (TKP) Ari Dwipayana, presiden menjumpai para petani saat melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Jawa Barat.

Iring-iringan mobil yang ditumpangi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo baru saja meninggalkan kawasan Bendungan Jatigede di Kabupaten Sumedang, menuju Kota Sumedang.
Di sepanjang perjalanan, terlihat sawah yang mulai menguning, menandakan sudah mulai masuk musim panen.

‎Di sepanjang jalan, terlihat masyarakat berjejer menanti kehadiran Presiden. Ada pelajar, ada pegawai negeri sipil, bahkan masyarakat. Mereka sangat antusias menanti kehadiran Presiden Jokowi.
Presiden pun membalas lambaian tangan mereka dengan membuka jendela dari mobil Kepresidenan.‎
Hampir di setiap perjalanan, presiden selalu berhenti di jalan untuk menyapa masyarakat dan membagi-bagikan buku tulis kepada anak-anak.

Tetapi, dalam perjalanan menuju Sumedang ini, ada yang berbeda, Presiden menuruni mobilnya dan langsung menuju ke tengah sawah seorang diri tanpa pengawalan.

Di tengah sawah, presiden langsung menyapa petani dan berbincang-bincang tentang hasil panen dari sawah yang digarap. Seakan tak percaya, tapi nyata, para petani lebih terdiam dan takjub ketika disapa presiden. Baik presiden maupun petani pun larut dalam kegembiraan.

Setelah berdialog selama 15 menit, presiden kembali ke mobil yang ditumpanginya. Sebelum memasuki mobil, presiden bersalaman dengan warga masyarakat yang telah menantinya dan juga berfoto selfie.
 

Ada Apa Israel Sampai Nyatakan Menlu Retno Melanggar 'Perjanjian' Rahasia... Intelijen Yahudi Sudah Semakin Obrak-abrik Indonesia?





Wakil Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Hotovely dalam rapat di Knesset (parlemen) hari ini mengatakan alasan Negeri Bintang Daud itu melarang Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengunjungi Ramallah beberapa hari lalu adalah karena kesepakatan rahasia antara Israel dan Indonesia telah dilanggar.

Menurut perjanjian sebelumnya, ketika pejabat Israel diam-diam mengunjungi Jakarta, kedua pihak sudah sepakat bahwa Menlu Retno juga akan mengunjungi Yerusalem dan bertemu pejabat Israel.

Jika kesepakatan itu diwujudkan maka Menlu Retno akan menjadi menteri luar negeri Indonesia pertama yang melawat ke wilayah Israel.

Saat anggota parlemen dari fraksi Arab Ahmad Tibi menanyakan perihal pelarangan itu, Hotovely mengatakan, Direktur Kementerian Luar Negeri untuk Wilayah Asia, Mark Sofer mengunjungi Jakarta beberapa hari sebelum Menlu Retno akan ke Ramallah untuk membahas soal kunjungan itu.

"Sudah ada kesepakatan jelas bahwa Marsudi akan mengunjungi Ramallah, termasuk ke Israel dan menemui pejabat senior di Yerusalem," kata Hotovely, seperti dilansir koran Haaretz, Rabu (16/3).

Namun kemudian Hotovely mengatakan Menlu Retno melanggar kesepakatan itu dengan membatalkan kunjungan ke Yerusalem.

"Dia paham telah melanggar aturan yang telah ditetapkan Israel," ujar Hotovely. "Meski Indonesia tidak punya hubungan diplomatik dengan kita, Israel tetap menghormati rakyat Indonesia dan para pemimpinnya. Kami terus menjaga hubungan dengan Indonesia dalam berbagai masalah dan berusaha meningkatkan hubungan terus-menerus."

Menurut Hotovely, Israel sudah menetapkan aturan demikian bagi pejabat mana pun yang akan mengunjungi Palestina harus juga melawat ke Israel. Aturan ini berlaku bagi semua negara, baik yang punya hubungan diplomatik atau tidak.

"Indonesia tanpa pengecualian dalam hal ini," kata dia. "Setiap pejabat senior internasional harus melalui Yerusalem."

Tibi kemudian merespon penjelasan Hotovely itu dengan mengatakan kebijakan semacam itu membuktikan Israel adalah penjajah yang mengatur siapa saja yang boleh masuk atau keluar dari Palestina.

"Mengapa harus ikut campur. Ini adalah negara yang sudah diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa," kata Tibi merujuk kepada Palestina.

Hotovely kemudian tetap berkukuh Menlu Retno jelas-jelas telah melanggar kesepakatan yang sudah dibuat sebelum dia berkunjung ke Ramallah.

"Ketika kesepakatan sudah dicapai antara negara yang punya hubungan rahasia dan kemudian dilanggar maka jangan heran kalau kemudian Anda tidak bisa memasuki Palestina," kata dia.

Menteri Luar Negeri Retno L.P Marsudi melantik Konsul Kehormatan Republik Indonesia untuk Palestina di KBRI Ibu Kota Amman, Yordania, Minggu (13/3) sore waktu setempat. Awalnya Menlu berencana terbang langsung ke Kota Ramallah, Tepi Barat, demi melantik sosok Maha Abu-Shusheh, wanita tokoh masyarakat Palestina yang telah resmi menjadi perwakilan diplomatik RI.

Namun, beberapa jam sebelum helikopter berangkat, Israel yang menguasai jalur udara antara Yordania-Ramallah tidak menerbitkan izin melintas (over flight) bagi rombongan pemerintah RI maupun Angkatan Udara Yordania yang sedianya mengawal Menlu Retno
 
 
Copyright © 2011. KITA BUKAN SAYA - All Rights Reserved

Distributed By Free Blogger Templates | Lyrics | Songs.pk | Download Ringtones | HD Wallpapers For Mobile

Proudly powered by Blogger