Rahman Sabon Nama Pengamat Sosial Politik dan Ekonomi dalam wawancara dengan Plat Merah (6 Maret 2016),menanggapi rencana Menteri Pertahanan RI Jendral Ryamizard Ryacudu menjadikan Badan Instalasi Strategi Nasional (Bainstranas) menjadi Badan Intelijen Pertahanan.
Rahman mengatakan ”Apakah memang saat ini sedang terjadi kesenjangan komunikasi dan kordinasi dengan lembaga Intelijen yang ada, sehingga harus dibentuk Badan Intelijen Pertahanan ?. “Sebab, menurut Rahman sudah ada Lembaga Intelijen BAIS TNI dibawah Mabes TNI dan Panglima TNI dibawah Kementrian Pertahanan RI, yang menangani Combat Intelligence/intelijen tempur dan juga ada BIN yaitu Civiliant Intelligence yang menangani Ipoleksosbudhankamrata.
Jadi Badan Intelijen yang ada saat ini sudah cukup, tinggal bagaimana meningkatkan peran dan fungsinya untuk lebih mengefektifkan dan mengefisienkan tugas dan fungsinya masing masing ,seperti Badan Intelijen Intelkam Polri, Badan Intelijen Bea dan Cukai serta Badan Intelijen Kejaksaan, jadi harus dipahami bahwa Negara Republik Indonesia satu pemerintahan dibawah komando satu presiden jangan membuat seperti negara dalam negara” Tuturnya.
Rahman meminta pada Menteri Pertahanan RI agar tingkatkan kordinasi dengan Lembaga Intelijen yang ada dan tidak perlu membuat Badan Intelijen Pertahanan, oleh karena tugas BIN dan BAIS adalah : 1). Sebagai suatu Organisasi Rahasia yang bertugas melakukan perlindungan/proteksi terhadap rakyat dan negara dari segala kemungkinan ancaman /keselamatan dan keutuhan NKRI . 2). mengamankan seluruh kebijakan pemerintah. 3). melakukan atau melaksanakan diteksi dini dan cegah dini, 4).dan berfungsi memberi masukan intelijen pada Presiden/Panglima Tertinggi TNI/POLRI. 5).Yang terpenting dan mendesak saat ini yang perlu dilakukan Menhankam adalah mencegah agar Pangkalan Militer Halim tidak dikuasai swasta dan panggil panglima TNI terkait hal ini.
Posting Komentar